[When the Star Falls] Surat untuk Lynn


Judul: When the Star Falls
Pengarang: Andry Setiawan
Tebal : 204 halaman
Terbit : Oktober 2015


Lynn,

Kau tahu? Rahasia kecil dalam hatiku? Mengenai dirimu yang membuatku jatuh cinta selama bertahun-tahun? Tak pernah sekali pun hatiku ingin berpaling. Alasannya sederhana. Karena dirimu begitu menyilaukan. Tak pernah aku melihat gadis yang bercahaya sepertimu. Bukan karena gaun. Bukan karena make up. Atau pun aksesoris. Tapi karena pribadimu yang tulus. Sempat-sempatnya kau menulis surat untukku. Padahal kondisimu begitu parah. Aku sangat menyesal. Mengajakmu bersepeda ke ladang jagung. Walaupun itu moment berharga dalam hidupku. Persis penilaian Billy dan Leon, aku egois. Selalu mengasihani diri sendiri. Aku hanya ingin menyenangkan dirimu. Tapi tidak memberikan yang terbaik untukmu. Tanpa kusadari aku terlalu menuntutmu. Menuntut cinta dan perhatianmu. Padahal kau begitu rapuh … Pria macam apa aku? Tidak bisa melindungi belahan jiwaku sendiri.

Semangatmu selalu membuatku terpesona. Sampai saat terakhir kau tak pernah menyerah dengan tumormu. Kau terlalu sempurna untukku. Aku masih tak percaya. Kau memilihku. Padahal kau bisa memilih Billy yang dewasa. Atau pun Leon yang pemberani. Walaupun hatiku tak rela. Tak akan pernah rela.

Lynn,

Suatu hari aku terbangun.
Ganjil…
Aku tak pernah merasa sebaik ini.
Seharusnya tubuhku terasa sakit setelah tabrakan hebat dengan truk.
Tertegun. 
Kulihat tubuhku terbujur.
Kaku di jalan raya.
 Ceceran darahku begitu kontras dengan emasnya sinar matahari.
Suara sirine membelah pagi hari.
Dalam sekejap orang berkerumun.
Ada yang menitikkan air mata. Padahal aku orang asing baginya.
Tapi lebih banyak yang terkesiap.
Aku ingin berteriak…Hey, aku masih hidup.
Tapi tak ada suara yang keluar dari mulutku.
Satu. Dua. Banyak orang menerobos. Tembus begitu saja.
Sekarang aku baru mengerti bagaimana perasaan Sam Wheat dalam film Ghost
Bagaimana rasanya tak hidup. Tetapi hidup.
Uniknya perasaan cintaku padamu tetap hidup.
Bahkan melebihi ketika aku hidup. 

Lynn,
Aku ikut naik ambulance.
Berusaha memasuki ragaku.
Sia-sia.
Masih ada kata yang belum terucap.
Kata maaf.
Untukmu…

Tubuhku ringan. Sangat ringan.
Gravitasi tak memengaruhiku.
Wow…bravo.
Sekujur tubuhku berkerlip bagai bintang.
Aku merasa bagaikan lampu.
Dan aku terbang.
Begitu saja.
Tinggi di angkasa.

Baru beberapa hari kemudian
Aku jatuh begitu saja di ruang rawatmu.
Mungkin kau tak menyadarinya.
Ketika kau terlelap dalam penyakitmu.
Aku memegang tanganmu.
Berdoa semoga ada keajaiban.
Kesembuhanmu.
Aku rela kau melanjutkan hidup.
Biar semua rasa sakit dan sepi ini.
Aku yang menanggungnya.
Tapi rupanya Tuhan berkehendak lain
Atau ini suratan bintang?

Untung Billy begitu baik.
Walaupun aku sangat cemburu melihat kalian berpelukan.
Tapi aku tahu kau melakukannya karena kau menyangka dirinya adalah diriku.

Lynn,
Aku salah.
Aku mengira kau melupakanku karena kau tidak terlalu mencintaiku.
Konyol.
Kau melupakanku karena cinta kita terlalu kuat untuk dilupakan.
Kau memang melupakanku.
Tapi kau juga jatuh cinta padaku berkali-kali.
Sama seperti diriku.
Yang selalu ingin membuatmu.
Mencintaiku berkali-kali.

Lynn,
Apakah kau menyadarinya?
Ketika kau mengembuskan napasmu yang terakhir di pelukan Billy?
Aku juga memelukmu.
Tepatnya memeluk kalian berdua.
Aku jatuh
Menjemputmu
Lynn …
Bintangku …

Lynn
Kau tak pernah egois
Aku memang milikmu
Selamanya

Kita mempunyai butiran waktu
Sepanjang masa
Untuk berpelukan
Untuk membonceng kereta langit malam
Untuk mendongengkan kepada bintang-bintang lain
Tentang kisah cinta kita
Tentang sepasang bintang
Lynn dan Sam

Tentang ciuman kita
Tentang kau dan aku

Lucu
Aku sudah tiada
Tapi aku masih bisa terisak
Ini bukan tangis kesedihan
Tapi tangis kebahagiaan

Ini bukanlah sebuah akhir
Tapi sebuah awal
Kehidupan kita sebagai sepasang bintang

Aku mencintaimu
Selalu

Sam-mu yang bodoh


PS : Hahaha…Lynn, kau begitu teliti. Kau memang detektif dalam hatiku. Kau selalu mengerti semua hal tentangku.
Bagaimana kau tahu aku fans berat ubi dan kentang ibumu?
Ehm…Tenang saja. Kau seperti tidak mengenal seorang Billy? Ia senang menggantikan posisiku untuk melindungi perasaan mereka. Aku yakin sekarang ia agak kesal. Mengapa bukan dia yang menjadi diriku. Tapi aku bisa mengerti perasaannya. Lynn, kau gadis terbaik yang pernah kami kenal. Billy sering menjenguk ayah dan ibumu. Bahkan ia sering bermain game dengan ayahmu. Sekarang aku hanya bisa melihat mereka. Mendoakan yang terbaik untuk mereka. Billy pasti mendengar salam manismu. Aku telah mengirimkan pesanmu via bisikan angin malam. Kilat ekspres.
Mengenai ayahku. Ia sekarang berbahagia bersama ibuku. Untunglah semuanya berakhir dengan baik.

PPS : Aaargh. Benarkah itu? Dan aku telah menuduh Billy yang mengambilnya. Padahal Leon. Anak itu benar-benar menyebalkan. Aku sungguh malu pada Billy. Aku pernah meledak. Menuduhnya. Mengapa Billy tak menyangkal? Pasti ia sok dewasa seperti biasanya. Melindungi Leon. Tapi aku sayang mereka semua. Billy, Leon, Eva, dan Dani. Akan selalu menjadi bagian indah dalam kisah hidup kita. Aku telah melakukan permintaanmu. Mencubit halus pipi anak Eva dan Dani. Semoga suatu saat nanti kita semua berubah menjadi bintang. Membentuk gugus yang indah. Menghias kelamnya malam.

Komentar

Popular Posting