Review Remember Paris 11.369 km untuk satu cinta karangan Icha Ayu
My rating : 3.5 bintang (skala 5)
Judul novel : Remember Paris - 11.369 km untuk satu cinta
Penulis : Icha Ayu
Penerbit : Stiletto
Terbitan : Agustus 2014
Jumlah halaman : 262 halaman
Sinopsis :
“Jarak tidak selalu membuat semua menjadi sulit, bahkan terkadang
dekatlah yang membuat segalanya jauh lebih rumit.”
Hubungan cinta Kirana dan Manu
mengalami ujian karena ayah Kirana tidak menyetujui hubungan mereka berdua
sehingga Kirana memutuskan untuk melupakan Manu. 11.369 km membatasi hati
mereka. Kirana pun berusaha move on
dan merajut hubungan cinta dengan pria lain. Manu sangat kecewa dan sedih.
Akankah satu cinta mereka bisa melenyapkan segala perbedaan yang membentang?
Comment ca va? ^.^
Novel Remember Paris merupakan
novel kedua dari seri 11.369 km untuk satu cinta. Walaupun belum membaca novel
pertama “Distance”, tidak menjadi masalah untuk memahami isi novel kedua =) Sesuai
dengan judulnya, "Remember Paris", novel ini berkisah tentang LDR (Long Distance
Relationship) atau hubungan cinta jarak jauh antara Paris dan Bandung (yang
terkenal sebagai Paris van Java). Perbedaan kultur dan jarak membuat banyak
terjadi kesalahpahaman.
Banyak pengarang yang menyukai latar Paris dan mengambilnya sebagai judul novel. Apalagi jika genrenya romance agar terkesan romantismenya :p Menurut kisikan sahabat penaku si Wolfie yang asli Francais (kata dia sih dia asli une mille % :P), orang Paris sebenarnya berkarakter dingin karena bergaya metropolis dan selalu memikirkan biaya hidup di Paris yang mahal??? O.o Orang Perancis yang tinggal di kota-kota kecil yang sebenarnya lebih romantis dan hangat. Benarkah??? (maklum aku belum pernah melompat ke Perancis selain lewat lembaran-lembaran novel :P Kalau ada ekspatriat Perancis yang marah baca postingan review ini, ga apa2 deh, aku siap nerima lemparan cokelat Perancis yang yummy …hup :O) Berarti nanti judul-judul dan latar-latar novel genre romance mendatang akan dipenuhi dengan nama-nama kota Perancis yang sulit diucapkan…hehehe ^.^ Untuk sementara ini, biar kita menuruti saja stereotypenya bahwa Paris est l’amour =)
Gaya bahasa novel ini enak
dibaca, mengalir. Walaupun akhir kisah cintanya mudah ditebak =) Membaca novel
ini serasa membaca diarynya Kirana =) Karakteristik tokoh-tokohnya juga menarik
=)
Kirana Rahayu Puteri (Kirana)
berkarakter pesimis, peragu, sensitif, labil, galau, suka menyembunyikan
perasaan, dan kurang praktis.
Emmanuel Legrand (Manu) berkarakter
hangat dan optimis. Tipe Prince Charming.
Isti, sahabat Kirana yang tegas, penuh
perhatian, optimis, logis, praktis, direct speaking, dan setia.
Ando, sahabat Kirana yang suka bercanda, agak sinis, dan ceplas-ceplos.
Inu, sahabat Kirana yang centil,
agak sinis, dan ceplas-ceplos.
Ketiga sahabat Kirana suka sekali
berperan sebagai mak comblang (budaya khas Indonesia nih :P)
Sebenarnya ada satu hal yang agak
bikin penasaran dalam karakter tokoh Kirana dan Manu. Umumnya sih orang
Indonesia lebih optimis dan tidak terlalu memikirkan sebab-akibat, maksudnya
kalau sudah cinta … ya cinta. Berbeda dengan orang asing (Western) yang lebih sulit mengambil keputusan karena sangat memikirkan masa depan akibat hidup dalam 4 musim sehingga segala hal pasti dipikirkan sangat terperinci. Jadi, aku merasa
karakter Kirana dan Manu akan lebih realistis jika ditukar menjadi Kirana yang lebih optimis
dan Manu yang lebih pesimis =) Kalau masalah emosional, orang Perancis
lebih emosional (bahasa Perancis diucapkan cepat sekali dan banyak perangkaian
bunyi agar lebih ringkas, berarti karakter utama mereka agak tidak sabaran). Tapi,
terlepas dari hal tersebut, aku sangat
menyukai kisah novel ini ^.^
Sedikit saran untuk novel ini. Karena ada latar kota Bandung (tempat kuliah mereka berdua),
mengapa tidak ada percakapan bahasa Sunda supaya kulturnya terlihat lebih
kental dan perbedaan kultur lebih terlihat kontras. Sebenarnya kalau di
Bandung, jarang banget lho yang pakai bahasa lue dan gue, walaupun Kirana memang
berasal dari Jakarta, bukan orang asli Bandung =) Euleuh, eleuh,… Kumaha, Neng Kirana, abdi mah hoyong pisan nyarios basa
Sunda sareng anjeun! :P (silakan pembaca review blog ini membuka kamus
undak usuk basa sunda karena penulis blog sedang mogok menerjemahkan, gara-gara
keabisan bensin, alias lagi ngidam batagor Bandung :P)
Tapi, aku suka banget
kalimat-kalimat bahasa Perancis yang bertebaran dalam novel ini. Tres
romantique :P Memang terasa sih, bahasa Perancis pengarang novel ini jempolan,
laaaancar banget =)
Pengalaman Kirana yang menjadi au pair di Jenewa juga inspiratif. Argh…jadi,nyesel, coba aku juga ikutan au pair dulu ya :P Pasti senang kalau bisa pergi ke luar negeri, menambah pengalaman, memperdalam bahasa Perancis, mengenal budaya lain di keluarga yang menjadi host (tuan rumah), dan juga memiliki kawan-kawan baru =)
Pengarang berhasil menampilkan latar Perancis dengan baik sekali. L’Ile Aux Cygnes (Pulau Angsa). Pont des arts (Jembatan Cinta). Le Mur des Je t’aime (Dinding Cinta). Tempat-tempat yang romantis yang membuat kita ingin terbang ke Perancis ^.^
Berbagai konflik yang menarik dipaparkan dalam novel ini. Terutama konflik cinta dan budaya. Kebimbangan menentukan pasangan hidup. Perbedaan budaya yang menyebabkan perbedaan cara berpikir. Tipikal orangtua Indonesia yang ikut menentukan dalam perjodohan anak. Kesalahpahaman antara orangtua dan anak karena kakunya hubungan :P
Long distance relationship yang
merupakan tema utama dalam novel ini dikemukakan dengan baik. Kegalauannya.
Perasaan cinta yang sulit ditekan ... Stalking … :P Bukan jarak yang menjadi
masalah, tapi cara berpikir dan komunikasi =) Pokoknya banyak pesan dalam novel
ini yang inspiratif =) Bahwa dengan komunikasi yang baik, segala masalah pasti
bisa teratasi. Dan jangan cepat putus asa. Kadang yang menjadi masalah besar,
sebenarnya bukan masalah itu sendiri, tapi diri kita sendiri yang menghindari
untuk menghadapi masalah dan kenyataan =) Sebenarnya, penyederhanaan masalah
merupakan kunci untuk menyelesaikan masalah =)
Perasaan cinta yang hangat dan
galau terasa dalam email-email di antara Kirana dan Manu ...
Tapi, kisah cinta novel ini semanis permen cokelat ^.^
Tapi, kisah cinta novel ini semanis permen cokelat ^.^
Aku suka sekali membaca novel ini sambil mendengarkan lagu favoritku, Fondu au noir by Coeur de pirate ^.^
Quote favorit :
1."Jarak tidak selalu membuat semua menjadi sulit, bahkan terkadang dekatlah yang membuat segalanya jauh lebih rumit." (halaman 5)
Intinya komunikasi yang baiklah yang mendasari berhasil tidaknya suatu hubungan.
2."Karena memang hanya waktulah yang akan bisa mengobati." (halaman 7)
Kalimat ini benar banget, walaupun sakit hati yang luar biasa, dengan berlalunya waktu segala rasa sakit akan terkikis, hingga tinggal kenangan =)
3. Aku mungkin hanya seorang pengecut yang mencoba menghindari masalah yang kubuat sendiri." (halaman 49)
Menurutku, semakin menghindari masalah, biasanya masalah tersebut malah bertambah besar.
4. "A person who is lonely inside will always be lonely, even with a company. When you're happy with yourself, you might want a company, but not to fill your void." (halaman 135)
Setuju banget, semuanya kembali ke hati. Bahagia tidak usah jauh dicari karena bahagia itu dekat, ada di dalam hati kita sendiri. Hanya kita sendiri yang bisa membuat diri kita merasa bahagia, bukan orang lain.
Komentar
Posting Komentar