Review Tiga Cara Mencinta karangan Irene Dyah Respati
Judul : Tiga Cara Mencinta
Pengarang : Irene Dyah Respati
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Juli 2014
Jumlah halaman : 186
halaman
Harga : Rp 48.000,00
Harga : Rp 48.000,00
Aliyah : Gue hamil, Jeng … dan
kayaknya bukan anak Takuma.
Ajeng : Menurut gue sih Takuma nggak akan
nyadar kalau itu bukan anaknya.
Miyu : Kecuali nanti, setelah bayinya
lahir, ternyata golongan darahnya beda dengan kamu dan Takuma-san.
Ajeng : Atau suatu saat perlu uji DNA
Miyu : Atau … bayinya lahir berambut
pirang L
Novel ini mengisahkan cara mencinta ketiga wanita yang berbeda budaya dan karakter. Tapi, mereka bertiga bersahabat =)
Aliyah
Terus terang aku kurang suka
dengan karakter Aliyah. Dia bawel, ga berkaca pada dirinya sendiri, semau gue. Pokoknya
nyebelin banget!!! Salut deh sama pengarangnya yang bisa bikin tokoh Aliyah
nyebelinnya benar-benar real. Aliyah sebenarnya baik. Ia tipe wanita karir
zaman sekarang yang lebih suka bekerja di kantor daripada mengurus rumah
tangga. Ia tipe wanita yang lecek di dalam rumah, tapi cantik di luar rumah. Ia
ingin Takuma, suaminya menjadi mualaf
yang relijius. Tapi, ia nakal. Ia selingkuh sampai hamil. Ajeng dan Miyu pun
ikut repot memikirkan solusinya. Pilihannya hanya dua. Digugurkan? Atau mengaku
pada Takuma? Padahal Aliyah masih mencintai suaminya yang ganteng dan tajir.
Menurutku Aliyah tipe wanita yang
manja dan agak liar. Suaminya cuek, dia malah langsung serong O.o
Ajeng
Gadis metropolis, cantik, lajang,
bebas, wanita karir. Karakternya ceplas-ceplos. Ia tidak ingin menikah.
Yang unik, gaya bahasanya Betawi
abis…padahal Ajeng asli Jawa lho …
Miyu Hasegawa
Miyu tokoh favoritku. Dia asli
Jepang. Ajaibnya, Miyu benar-benar seperti Puteri Solo, bahkan ia pandai menari
tarian Jawa. Ia sopan, tenang, lembut. Tapi, sebenarnya tidak heran sih. Karena
karakteristik wanita dan pria Jepang agak berbeda. Jika gaya bahasa pria Jepang
lantang dan keras, gaya bahasa wanita Jepang biasanya halus dan lembut (kayak
di anime deh =)) Menandakan kedudukan pria Jepang yang lebih dominan. Makanya,
karakteristik Miyu feminin banget. Tapi, tetap ada sisi liarnya ya … Miyu
diam-diam mencintai pria terlarang, alias sudah menikah (benar juga kata
pepatah ya, apapun yang terlarang, rasanya akan lebih nikmat karena
menggoda..seperti godaan apel Eve…seperti makan baso pake sambal saat sakit
typus…godaannya 1000%).
Pengarang rupanya ingin
menampilkan masalah cultural shock! Dimana Aliyah, Ajeng, dan Miyu terpengaruh
budaya dan lingkungan dimana mereka tinggal.
Aku suka penyajian ceritanya yang
ringan. Bahkan masalah rumah tangga Aliyah pun disajikan dengan agak kocak =)
Aliyah plinplan sih. Sudah tau suaminya Jepang tulen, Aliyah sendiri Indo
tulen, malah selingkuh sama Bule tulen :P Selingkuhnya tidak logis, hanya
berdasarkan hati …alias tidak professional ..hahaha =)
Latar ceritanya menarik. Tiga negara, yaitu Thailand, Jepang, dan Indonesia. Lumayan nambah pengetahuan budaya. Aku jadi mengenal Festival Loy Krathong di Thailand. Rasanya ingin
meluncurkan krathong ... Harapanku? Rahasia dong :P
Pengarangnya bisa menyajikan
karakter berbagai bangsa dengan real berkat pengalamannya sebagai ekspatriat.
Misalnya bangsa bule yang beranggapan like itu suka … like coffee, like ice
cream, dll. Perbedaan pengertian kalau di Indonesia kan suka berarti cenderung
ke cinta. Makanya, ga boleh GR dulu kalo ada bule bermata biru bilang …I like
you!!!
Congrats! Ga ada typo sama
sekali!
Yang aku kurang suka dari novel
ini.Judulnya kan Tiga Cara Mencinta. Tapi, kenapa lebih fokus ke Aliyah?
Padahal favoritku kan Miyu T.T Kisah cinta Miyu dan Ajeng pun terkesan gantung
kayak lagunya Melly Goeslaw! (firasatku bakal ada lanjutannya nih…)
Makasih banyak pada sang
pengarang (@aikarin) yang memberiku giveaway novel berttd ini =)
Novelnya menarik dan inspiratif, aku kasih 3.5 bintang (skala 5) ^.^
Komentar
Posting Komentar