Review Made of Stars karangan Hana Krisviana
Aubrey
Voerman dan Milo Cassini mempunyai karakter yang sangat bertolak belakang
walaupun mereka sama-sama berasal dari keluarga yang broken home. Aubrey Voerman “Bree” seorang gadis blasteran
Indo-Italia yang tidak pernah mengenal ayah kandungnya yang orang Italia asli.
Ibu Bree yang pemabuk bunuh diri ketika Bree masih kecil sehingga Frans
Voerman, kakeknya Bree berhenti bekerja
sebagai diplomat dan membawanya dari Indonesia ke Italia. Kakek Bree beralih
profesi menjadi seorang chef. Karakter Bree kompleks. Gabungan sifat
melankolis, pesimis, tertutup, pemurung, cuek, dingin, misterius tapi juga tegar
dan dewasa. Sedangkan Milo tipe pemberontak. Ia pemalas, pemabuk, pencuri, dan
playboy. Tapi sebenarnya Milo lebih rapuh dari Bree. Milo tidak bisa menerima
kenyataan bahwa ibunya yang telah bercerai selama 6 tahun akan menikah lagi. Ia
tidak menyukai calon ayah tirinya Allessandro Morette maupun calon adik tirinya
Zaccaria “Zach”.
Zach kesal karena keluarganya selalu lebih memperhatikan Milo. Apalagi setelah Milo berubah sifat 180 derajat menjadi baik hati, periang, dan tenang setelah ia hilang ingatan karena kecelakaan di jalan raya. Zach pacar Bree sejak dua tahun yang lalu, walaupun hubungan mereka berada di titik statis dan dangkal. Tapi, Zach tidak bisa menerima Bree yang lebih memilih dekat dengan Milo daripada dirinya. Zach menyadari ia masih mencintai Bree dan merasa menyesal karena telah menjauhi Bree yang selalu bersikap membentengi diri. Zach juga pasangan main Bree dalam “My Fair Lady”. Zach terpesona ternyata Bree bernyanyi dan berakting dengan sangat bagus walaupun Bree tak pernah mempedulikan bakat terpendamnya.
Tokoh
Anael mengingatkan aku pada kisah the
City of Angels. Malaikat pemberontak yang jatuh cinta pada manusia dan
memilih meninggalkan segala kemuliaannya untuk menjadi manusia. Anael yang
tenang, lembut, optimis, periang, hangat, penyayang, tapi semau gue, dan sangat
protektif terhadap Bree. Bahkan ia pernah menceburkan diri ke sumur harapan
supaya bisa bersama Bree selamanya!!!
Genre
novel ini campuran antara romance dan sicklit. Walaupun sicklit, ceritanya
tidak cengeng. Cukup mengharukan dan tidak berlebihan. Dari awal sudah
ditekankan Bree menelan berbagai obat kecil beraneka warna. Tadinya aku mengira
penyakit yang diderita Bree ialah insomnia, depresi, ataupun schizophrenia
karena ia mengalami mimpi-mimpi aneh dengan orang yang sama. Tapi, ternyata aku
terkecoh. Penyakit yang dialami Bree sungguh tidak terduga dan vonisnya sangat
jelas. Pengarang cukup berani memilih menuliskan penyakit ini =)
Awal
cerita terasa kurang menggigit. Alur cerita bagus dan mudah dipahami. Tapi,
cerita akan lebih menarik jika deskripsi, narasi, dan percakapan balanced. Konflik cerita lebih terasa
saat di akhir cerita. Mungkin cerita akan lebih menarik jika dari awal pembaca
tidak menyangka jiwa yang ada di dalam tubuh Milo itu Anael, seorang malaikat
yang bertugas sebagai “Protector”, pelindung Bree. Dan sebaiknya identitas
Anael baru terungkap di akhir cerita. Atau akan lebih menarik dengan adanya
konflik diri Bree yang bingung memilih Zach atau Anael yang berada dalam raga
Milo.
Bree
dalam kisah ini agak egois. Anael menyadari konsekuensi hubungannya dengan
Bree, yaitu hukuman. Tapi Bree apatis dan terlalu berpatok pada masalah
dirinya. Bree tidak pernah memikirkan dilema apa yang akan dihadapi Anael jika
mereka tetap berhubungan. Anael benar-benar menggambarkan malaikat yang
penyayang, murah hati, dan rela berkorban. Kekontrasan karakter antara malaikat
dan manusia ini menarik =)
Ada
sedikit typo di awal cerita. Tentang ibu Bree yang meninggal 7 hari yang lalu.
Maksudnya 7 tahun yang lalu karena dalam bab awal tersebut tokoh Bree ialah
seorang remaja, bukan seorang anak kecil =) Memang di dalam cerita ada beberapa
flash back.
Pemilihan
judul Made of Stars cocok dengan tema bintang jatuh yang merupakan perwujudan
HOPE (harapan). Karena harapan yang membuat manusia tetap passion dalam
beraktivitas dan menjalani hidupnya. Anael selalu ingin mengajarkan Bree tentang
pentingnya mempunyai HOPE karena Bree tipe pesimis yang takut kehidupan
daripada kematian.
Novel
ini menggunakan sudut pandang campuran. Ketika sudut pandang Bree, Zach, atau
tokoh lainnya, pengarang menuliskan nama Milo sebagai Milo. Tapi ketika sudut
pandang Anael yang digunakan, Milo dituliskan sebagai Anael, walaupun tokoh
lainnya memanggilnya Milo. Tapi hal ini tidak membuat yang membaca menjadi
bingung =)
Deskripsi
cerita tentang latar belakang kota Roma cukup bagus. Cukup terasa unsur
teaternya. Alangkah romantisnya kalau ada adegan Bree yang berwisata malam
dengan Anael ke Colloseum. Bree bernyanyi dan Anael memandangnya dengan
terpesona. Atau Bree mengutip suatu kalimat sastra di sana ^.^
Ceritanya
cukup romantis. Aku suka kutipan kalimat Anael ini (dandelion wish) =)
“Aku sudah meniupkannya untukmu
supaya harimu menyenangkan… “
Aku
memberikan empat bintang karena ide ceritanya cukup menarik dan romantis =)
Kebetulan aku suka cerita-cerita berlatar Angel. Akhir ceritanya juga bagus dan
tidak terduga. ^.^
Senangnya review novel ini di Goodreads dapat hadiah dari pengarangnya, Hana Krisviana. T-shirt cute ini..yeaaay...thank you so much ^.^
Komentar
Posting Komentar