Review Girls in the Dark (bonus cerpen Hukuman Telak) by Akiyoshi Rikako
My rating : 4,5 bintang (skala 5)
Judul novel : Girls in the Dark (bonus cerpen 'Hukuman Telak')
Penulis : Akiyoshi Rikako
Penerjemah : Andry Setiawan
Penyunting : Nona Aubree, Arumdyah Tyasayu ('Hukuman Telak')
Proofreader : Dini Novita Sari
Design cover : Kana Otsuki
Ilustrator : @teguhra
Penyunting : Nona Aubree, Arumdyah Tyasayu ('Hukuman Telak')
Proofreader : Dini Novita Sari
Design cover : Kana Otsuki
Ilustrator : @teguhra
Penerbit : Haru
Terbitan : Agustus 2015, cetakan keempat
Jumlah halaman : 289 halaman
ISBN : 978-602-7742-31-4
Harga : Rp 56.000,00
Sinopsis :
Pertemuan yami-nabe (panci kegelapan) kali ini sungguh berbeda
karena masing-masing anggota Klub Sastra akan membaca naskah pendek mereka
masing-masing yang berisi analisis kematian ketua Klub Sastra mereka, Shiraishi
Itsumi yang sempurna, cantik jelita, kaya raya, pintar, dan populer. Ia
ditemukan meninggal secara misterius di teras dekat pot bunga. Bunga lily yang
digenggam jemarinya merupakan pesan terakhirnya.
Review :
Ohayou, minnasan ^.^
Novel misteri ini kental
dengan gaya Jepang yang membangun latar ekstrim antara kemewahan, kecantikan,
dan kepintaran dengan kegelapan hati. Sesuai dengan judulnya yang provokatif
"Girls in the Dark", novel ini berkisah tentang gadis-gadis
memesona yang merupakan anggota Klub Sastra Santa Maria. Mereka saling beradu
argumen dan mencari kambing hitam atas kematian Itsumi. Sejak awal aku
menyingkirkan kemungkinan Hojo Sensei sebagai pembunuh Itsumi. Tapi, aku merasa
Hojo Sensei mempunyai peranan cukup penting karena ia sangat dekat dengan
Itsumi =)
Analisis kejahatannya
agak mengingatkan pada novel-novel Agatha Christie yang selalu menekankan
analisis kejahatan berdasarkan psikologis. Motif kejahatan dan watak si
pembunuh. Hanya kisah ini dikemas dengan gaya bahasa anak SMU yang ringan.
Karakter-karakter
tokohnya unik.
Nitani Mirei, gadis miskin penerima
beasiswa yang menjadi guru privat Kazuki-kun, adik Itsumi. Ia sangat mengagumi
Itsumi. Ia terkesan polos. Ia berasal dari keluarga broken home.
Kominami Akane, gadis manis yang ahli
membuat kudapan manis ala Barat. Lagi-lagi pengarang membuat latar psikologis
yang ekstrim. Akane yang manis seperti boneka, tapi berkepribadian keras dan
sinis. Ia keras kepala dan pemberontak. Ia seorang yang ‘out of the box’ karena
bercita-cita menjadi chef makanan Barat walaupun ayahnya pemilik restoran
tradisional masakan Jepang. Ia juga ‘direct speaking’ dan emosional.
Diana Detcheva, siswi internasional
dari Bulgaria. Diana terkesan berkepribadian ganda. Ia sangat cantik, tapi bisa
melakukan hal yang ekstrim.
Koga Sonoko, anak IPA yang haus ilmu
pengetahuan, gadis pintar yang bercita-cita menjadi dokter. Ia sangat dekat
dengan ayah Itsumi. Ia tenang, logis, dan obyektif, tapi terkesan berdarah
dingin.
Takaoka Shiyo, pengarang Kimi-kage Sou
yang mendapatkan penghargaan nasional. Ia diam-diam membenci Itsumi.
Sumikawa Sayuri, sahabat Itsumi,
berkepribadian praktis dan sulit ditebak.
Dua tokoh yang sangat menonjol dalam
novel ini ialah Sumikawa Sayuri dan Shiraishi Itsumi. Sayuri seperti sang
sutradara dan Itsumi-lah sang superstar. Hubungan mereka ibarat bulan dan
matahari. Berkepribadian berbeda, tapi menyadari pentingnya posisi
masing-masing sehingga mereka menerapkan simbiosis mutualisme.
Bahkan mereka berdua mempunyai kesamaan, mereka opportunist
seperti laba-laba yang merajut sarang. Mereka tahu cara memanfaatkan orang untuk
kepuasan diri. Sayuri ibaratnya bayang-bayang Itsumi. Tidak ada bayang-bayang
tanpa sinar. Tapi, apakah bayang-bayang ingin menjadi sinar? Apakah bisa dua
laba-laba betina hidup dalam satu sarang?
Setiap anggota Klub Sastra mempunyai
bercak kegelapan dan berpotensi membunuh Itsumi. Cerita novel ini sangat
menarik karena masing-masing bab berisikan analisis berdasarkan sudut pandang
masing-masing tokoh. Berkesan seperti pembelaan diri pada sidang pengadilan
dengan gaya sastra dengan gaya menuntut pihak lain secara terbuka dan
provokatif.
Pengarang agak terjebak
menciptakan tokoh dengan karakteristik yang hampir sama, yaitu Nitani Mirei dan
Takaoka Shiyo. Mungkin karena mereka berdua sama-sama berusaha menyembunyikan
rahasia dari mata publik. Mirei akan lebih menarik jika ia lebih manis, pemalu,
lembut, dan kutu buku. Shiyo akan lebih menarik jika ia lebih emosional saat
menceritakan naskahnya. Supaya kepribadiannya terlihat lebih kontras. Tapi, ini
tidak mengurangi kualitas cerita.
Novel dengan judul yang
provokatif ini sukses membuatku penasaran sejak membaca halaman pertama.
Imajinasinya kuat. Naratif dan deskriptif. Terlihat pengarang melakukan riset
yang cukup dalam mengembangkan latar yang mewah dan mengembangkan karakter
tokoh-tokohnya. Misalnya barang-barang mewah, seperti chandelier, cabinet antik,
tirai gantung dari beledu hitam, seperangkat alat minum teh Wedgwood atau pun seperangkat cangkir teh Royal Copenhagen.
Bahkan pengarang detail sekali memaparkan istilah kuliner dan nama-nama kue yang sukses bikin lapar ^.^
Scone.
Creme brulee.
Honey flan.
Bavarois stroberi.
Stroberi daifuku.
Novel ini agak berkesan
sastra, tapi tidak membosankan. Gaya bahasanya menarik, komunikatif, dan
deskriptif. Pengetahuan pengarang sangat luas. Terlihat dari variasi judul buku
yang dibaca oleh masing-masing anggota Klub Sasta. Bahkan genre buku-buku
tersebut sesuai dengan karakteristik kepribadian dan hobby masing-masing tokoh.
Hugh Selwyn Mauberley karya Ezra Pound, Little House on the Prairie karya
Wilder, Moby Dick karya Melville, Le Rouge et le Noir karya Stendhal, Great
Gatsby karya Fitzgerald, Kafka, l'Amant karya Duras, dll.
Hal yang unik dan romantis dalam novel ini mengenai gelang misanga yang akan putus ketika harapan kita hampir terkabul. ^.^
Kisah ini juga
mempunyai pesan bahwa bully tidak akan membawa kebahagiaan. Bully hanya membawa
dendam dan amarah ... Bully dalam novel ini bukan secara fisik, tapi secara psikologis yang ternyata jauh lebih mengerikan ...
Pengarang juga berhasil menciptakan
akhir cerita yang sangat mengejutkan dengan penyelesaian kasus yang berkesan
misterius dan menggantung. Pokoknya novel ini wajib dibaca fans genre misteri
=)
Pada cetakan keempat ini, terdapat bonus cerpen 'Hukuman Telak' dengan tema pembalasan dendam atas perselingkuhan yang dilakukan melalui media online. Diceritakan secara naratif dengan sudut pandang orang pertama.
Quote yang menarik pada cerpen ini :
Quote yang menarik pada cerpen ini :
Setiap ke toko buku, saya selalu menemukan buku ini dan berkali-kali ingin membelinya tapi nggak pernah jadi. Sepertinya, saya memang harus beli dan baca buku ini.
BalasHapusiya, novelnya seru. coba aja order di toko buku online owlbookstore, suka ada promo diskon ^^
Hapus