Review Early karangan Syafrina Siregar
Judul
Buku : Early
Penerbit
: PT Gramedia Pustaka Utama
Penulis
: Syafrina Siregar
Jumlah
halaman : 193 halaman
Tahun
terbit : Juli 2013
Syafrina
Siregar mengangkat salah satu isu sosial yang sering menjadi tema cerita, yaitu
perdagangan wanita. Sulitnya melarikan diri dari cengkraman germo.
Early,
gadis cantik yang hendak dijual oleh Harmanto, pamannya sendiri ke om senang. Asnia,
ibu Early yang merupakan pelacur tidak menghalangi dan membela anak tunggalnya.
Asnia
menggambarkan rapuhnya posisi wanita yang selalu bersikap “nrimo”. Ibarat sudah
jatuh tertimpa tangga. Ia ditinggal pergi pria asing cinta pertamanya walaupun
mereka dikarunia seorang puteri. Ia tak berpendidikan. Ia terhimpit masalah
ekonomi keluarga. Ia menjual dirinya. Ia membiarkan puterinya untuk bernasib
sama dengan dirinya. Ia seorang yang baik hati dan penyabar. Ia tetap bersikap
baik pada kakaknya, Harmanto walaupun Harmanto jahat dan memanfaatkan dirinya.
Tapi, Asnia berubah sejak larinya Early. Jiwanya memberontak dan ia mulai
menabung rupiah demi rupiah untuk melarikan diri dan mencari anak semata
wayangnya.
Early
nekat melarikan diri. Ia memperjuangkan nasibnya sendiri. Keberuntungan
menyertainya Tas ranselnya menghantam dada si pemuda asing yang baik hati,
Marco ketika mereka hendak membeli tiket menuju Batam. Ternyata Marco seorang
pengusaha kaya yang mengurus bisnis ayahnya. Early pun menjadi staff yang
paling dipercaya dan dicintai Marco secara diam-diam selama 7 tahun!
Early
tidak seperti gadis kebanyakan yang emosional dan ceria. Ia dingin, tertutup,
kontrol emosinya luar biasa, dan cenderung monoton. Hal yang paling ditakutinya
ialah 2 kata, yaitu H-A-R-M-A-N-T-O (alias M-A-N-T-O) dan M-E-D-A-N. Early
tidak pernah menceritakan masalah pribadinya kepada Marco. Early mengalami
konflik batin ketika Marco menyuruhnya pergi ke Medan untuk mengurus salah satu
proyek bisnisnya di sana.
Akhirnya
Early tetap pergi ke Medan. Keberuntungan tidak menyertai Early, tanpa
disadarinya pamannya melihat dirinya ketika memasuki taksi di bandara dan mulai
menyusun niat busuk. Early juga sedih melihat Marco yang menjauhi dirinya dan
malah mendekati Mitha, seniornya yang cantik.
Penulis
mengembangkan konflik, dari satu kesalahan Early yang tidak mau berterus terang
pada Marco berkembang menjadi masalah yang lebih besar.
Pesan
dalam cerita ini ialah kebaikan akan menang melawan kejahatan dan kita tidak
bisa melarikan diri dari masalah, seburuk apapun masalah tersebut. Juga seburuk
apapun latar belakang seorang ibu, ia tetap menyayangi anaknya.
Walaupun
alur kisah mudah ditebak, gaya penuturan Syafrina Siregar yang melankolis dengan
latar belakang kota Medan dan Batam cukup menghibur. Aku memberi dua bintang
untuk kisah ini =)
Komentar
Posting Komentar