Review Love With A Witch, Love of Fire vs Ice
My
rating : 3,5 bintang (skala 5)
Judul
: Love With A Witch
Penulis
: Hyun Go Wun
Penerjemah
: Ratna Sitta Hapsari
Penerbit
: Haru
Terbitan
: Maret 2015
Jumlah
halaman : 320 halaman
ISBN
: 978-602-7742-50-5
Sinopsis
:
“Ya Tuhan, mata perempuan itu …
Seperti mata kucing yang bersinar. Bagian putih dari mata perempuan itu
terlihat transparan karena sangat putih. Tatapan mata yang tajam itu membuatnya
tidak berbeda dengan tatap mata penyihir yang sering muncul di buku bergambar
milik Eun Yoo.”
Dunia
Jun Hwi berubah ketika seorang Perempuan Penyihir masuk ke dalam kehidupannya.
Perempuan cantik itu rela bergulingan di jalan demi menyelamatkan Eun Yoo,
keponakan yang sangat disayanginya.
Bahkan
Jun Hwi berani mengambil resiko menitipkan Eun Yoo yang sedang dincar nyawanya
oleh orang-orang jahat kepada perempuan yang baru dikenalnya itu!
Ia
lembut bagaikan malaikat kepada Eun Yoo, tapi bagi Jun Hwi …. Ia seorang
Penyihir!!! Karena sekarang ia ingin menciumnya … Entah mantra cinta apa yang dirapalkannya
…
Kisah
yang berjudul Love With A Witch bergenre roman ini, sangat berbau drama dengan
emosi tokoh-tokohnya yang sangat tampak. Dialognya juga kadang-kadang puitis.
Awalnya aku menebak dari judulnya, ini kisah fantasi tentang penyihir
perempuan. Tapi, ternyata makna penyihir perempuan dalam kisah ini bersifat
kiasan sebagai penekanan karakter yang sangat dominan dan selalu berhasil
mendapatkan apa yang ia mau dengan mantra khususnya. =)
Penokohan
:
Yoon
Soo An berkarakter dominan, manipulatif, sinis, ceplas-ceplos, keras kepala,
tegas, cerewet, kritis, menggebu-gebu, pemberang, dan pemberani.
Yoon
Ian, adik kembar Soo An berkarakter lembut, tenang, dan ramah.
Yoon
Gyu An, adik bungsu Soo An yang berkarakter penuh perhatian.
Ayah
Soo An berkarakter kaku.
Ibu
Soo An berkarakter hangat.
Han
Jun Hwi berkarakter dingin, tenang, pintar, tapi kurang sensitif.
Lee
Eun Yoo, keponakan laki-laki Jun Hwi yang baru berumur 6 tahun, berkarakter
hangat dan dewasa.
Lee
Jin Woo, ayah Lee Eun Yoo yang berkarakter baik hati. Ia sudah meninggal dunia.
Lee
Jin Seok, saudara tiri Lee Jin Woo sekaligus kakak kandung Lee Jin Myeong, berkarakter
ambisius dan penuh perhitungan.
Lee
Jin Myeong, saudara tiri Lee Jin Woo yang berkarakter ambisius.
Song
Ji Hyeok, saudara tiri Lee Jin Woo sekaligus kakak tiri Lee Jin Seok dan Lee
Jin Myeong, berkarakter semau gue dan kurang sopan.
Park
Soo Hee, ibu Lee Ji Hyeok sekaligus ibu tiri Lee Jin Woo, berkarakter materialis
dan ambisius. Suka daun muda.
Beon
Gae, pacar Park Soo Hee yang berkarakter materialis.
Song
Chae Yong, kerabat Lee Ji Hyeok yang berprofesi sebagai artis yang cantik
jelita, berkarakter penuh percaya diri, pandai menahan perasaan, menyenangkan, dan
ambisius.
Kim
Seung Ju (Sekretaris Kim, sekretaris Han Jun Hwi) berkarakter pendiam, tenang,
dan serius.
Park
Yoon Hoo berkarakter menghalalkan segala cara.
Kepribadian
Yoon Soo An panas seperti api. Ia tipe Sanguin. Juga femme fatale (penggoda hati pria). Bertolak belakang dengannya, Han
Jun Hwi dingin seperti es. Ia tipe pengusaha yang berkepala dingin.
“Laki-laki tidak ingin berada di
sebuah situasi atau keadaan yang membingungkan. Mana yang kekasih … dan mana
yang istri, karena mereka sudah jelas berbeda.”
(Jun Hwi, halaman 167)
Menurutku,
kalimat ini filosofis. Menjelaskan pandangan Jun Hwi tentang peran istri yang
penting sebagai pendamping hidup, juga dalam membesarkan anak-anak, yang tidak bisa dilakukan oleh seorang
‘kekasih’.
Ada
sedikit kekuranglogisan dalam kisah cinta ini. Sebenarnya karakter dominan,
manipulatif yang terang-terangan seperti karakter Soo An tidak merupakan
karakter femme fatale (sebenarnya
kurang disukai banyak pria). Femme fatale
yang sesungguhnya tahu cara mengendalikan pria secara tidak terang-terangan, ibaratnya
secara persuasif, mengendalikan dengan halus atau berdiplomasi. Menanamkan suatu ide atau
keinginan tanpa si pria menyadarinya. Tapi, karakter femme fatale yang menggoda, menantang, sulit dipahami, penuh passion, dan jinak-jinak merpati dalam
kisah ini sudah tercipta dengan baik. =) Kisah ini akan lebih menarik jika
karakter Soo An manis di permukaan, tapi ternyata manipulatif, sesuai dengan
karakter Penyihir yang menipu pandangan. Seperti asap ramuan sihir cinta dari
panci yang dimasak sang Penyihir, membius tanpa terasa. Seperti mantra cinta yang tak terucap... Tahu-tahu si pria sudah
jatuh cinta bertekuk lutut, hatinya melambaikan bendera putih tanda menyerah. ^.^
Menurutku,
karakter Jun Hwi lebih menarik dan logis. Ia benar-benar melambangkan pria
pengusaha dingin yang berhati hangat, yang tidak mau repot-repot mengurusi hal
remeh, maunya serba praktis. Sulit mengungkapkan perasaan dengan kata-kata,
khas pria. ^.^
Kisah
ini juga akan lebih menarik jika alurnya lebih cepat karena ada unsur thriller seperti percobaan pembunuhan
yang terjadi di awal kisah, sehingga adrenalin makin terpacu. Dan ada lebih banyak adegan romantis. =)
Kutipan
kalimat yang menarik :
“Apakah kau tahu kalau memercayai
seorang perempuan adalah sebuah kesalahan?” (Soo An, halaman
56)
“Perempuan memang selalu pintar
bicara.” (Jun Hwi, halaman 157)
“Laki-laki tidak ingin berada di
sebuah situasi atau keadaan yang membingungkan. Mana yang kekasih … dan mana
yang istri, karena mereka sudah jelas berbeda.”
(Jun Hwi, halaman 167)
“Balasan untuk aku mencintaimu
bukan terima kasih.” (Soo An, halaman 302)
Untuk penggemar kisah drama dan
pengagum tokoh perempuan yang kuat, pasti suka novel yang satu ini. ^.^
Komentar
Posting Komentar