The Mystery of Creativity is Great
Daniella melirik jam tangan antik
berornamen phoenix yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sampai hampir
tengah malam ia menanti di depan gerbang The London Chamber of Commerce & Industry (LCCI), tapi Paman James belum terlihat juga.
London yang sibuk mulai terlelap.
Southwark Bridge tampak indah dan misterius dengan pantulan cahaya kota yang
menari-nari di atas permukaan air.
Ia
merasa lapar dan lelah. Seharian perutnya hanya terisi sepotong kecil pie
ginjal dan secangkir London Fog (campuran Earl Grey tea, susu, dan sirup vanilla).
Tapi, Daniella senang mengalami
perjalanan di Queensway Tube Station yang berada di persimpangan Queensway dan
Bayswater Road, atau tepat di seberang sudut barat laut Kensington Gardens yang
asri.
Kabut dingin merayap seperti
lilitan ular.
Daniella rindu hangatnya kota kelahirannya, Bristol.
Dalam keadaan hening dan mencekam, inderanya semakin sensitif. Suara rintihan terdengar dari sudut remang Queen Street. Makin lama makin keras … Terhipnotis, ia mengendap-endap, mendekati sumber suara. Mengabaikan semua akal sehat untuk menjauhi masalah.
Dalam keadaan hening dan mencekam, inderanya semakin sensitif. Suara rintihan terdengar dari sudut remang Queen Street. Makin lama makin keras … Terhipnotis, ia mengendap-endap, mendekati sumber suara. Mengabaikan semua akal sehat untuk menjauhi masalah.
Betapa terkejutnya Daniella
ketika melihat pemandangan mengerikan dengan keindahan ganjil bak lukisan. Tiga
pemuda tampan dengan wajah bak porselen karya William John Coffee, berdiri mengelilingi seonggok tubuh. Sayap putih
mereka terbentang indah kaku.
Daniella menjerit. Si korban
memanfaatkan peluang dan berlari sekuat tenaga ke arah Daniella. Ia menengadah.
Matanya perak, tanpa pupil … Paman James! Ia mengacungkan tongkat sihirnya yang
hampir patah ke arah Daniella sambil merapal mantera. Daniella merasa hawa
panas merasuk dirinya. Pamannya berbisik sehingga hanya bisa didengar oleh
Daniella, “Ingatlah, kamu pewaris api yang sah. Mereka musuh. Lari…Daniella…lari!”
Paman James menyeringai kesakitan karena
hunjaman pedang di punggungnya. Raganya lenyap menjadi debu kristal.
“O’Malley, apa yang harus kita
perbuat? Gadis ini sudah melihat perbuatan kita.” Tanya si pemuda pirang.
“Beri dia Tanda! Lakukan dengan
cepat! Dingin sekali di sini. Aku ingin minum Ginger Ale di Sherryl’s Club sambil menonton
pertandingan final Manchester City vs Chelsea.” Sungut O’Malley, si Rambut
Merah dengan aksen kental Irlandia.
“Tapi, … Tidakkah cukup dengan
menghilangkan ingatannya saja?” protes si pemuda pirang.
“Scott, jangan membantah! Tetua
tidak akan suka jika kita bertindak ceroboh.” Tegas O’Malley.
“Aye. Kamu kucing nakal yang suka
ikut campur … “ kekeh si pemuda berambut biru. Dalam sedetik ia meringkus
Daniella.
“Jangan! Aku berjanji akan diam.”
Isak Daniella. Ia meronta ketakutan ketika melihat kilatan pisau yang digenggam
Scott. Tapi, mereka tidak menghiraukannya.
Dunia Daniella berputar ketika Tanda
diberikan di dahinya. Segel berupa api biru berbentuk huruf CREATIVITY IS GREAT dan bendera United Kingdom. Si pemberi segel melolong kesakitan ketika tangannya tersambar lidah api biru yang membesar dari dahi,
menjulur-julur menyelimuti seluruh tubuh Daniella. Dahi Daniella panas seperti
ketel uap, siap meledak kapanpun juga. Tubuhnya melayang kaku tiga meter dari
tanah. Ketiga pemuda bersayap melakukan ritual mengelilinginya. Berkomat-kamit
mengucapkan mantera sambil mengacungkan pedang kristal tipis. Dari masing-masing
puncak pedang keluar aliran listrik berbentuk rune-rune yang menoreh permukaan
kulit Daniella seperti tato yang menyusup masuk dan berlari menghilang.
Jam antik phoenix warisan ayahnya
bersinar merah terang. Ornamen phoenix merah terbang keluar seiring kaca jam
yang pecah berhamburan. Membesar dan membesar dalam hitungan detik. Menukik. Mematuk
ketiga pemuda tersebut. Bunyinya nyaring
dan indah bak nyanyian surgawi. Kebahagiaan dan kesedihan melingkupi mereka
dengan ganjil. Lalu ia terbang di atas Daniella dan meneteskan air matanya yang
sebesar telur ayam tepat di atas dahi Daniella. Nyala segel perlahan meredup,
lalu menghilang. Si phoenix membentangkan sayapnya besarnya, hamparan sempurna
untuk tubuh rapuh Daniella yang jatuh pingsan dan meluncur ke tanah. Phoenix
tampak anggun mengancam. Tiba-tiba ia tersedak. Dari paruhnya keluar bongkahan
kecil yang membesar ketika jatuh ke atas tanah.
Phoenix kembali bersuara menyayat
hati. Api menyala membakar dirinya. Bulu-bulunya yang indah berguguran. Ia
menyusut sangat cepat. Kecil dan jelek seperti anak burung yang baru lahir. Ia
berkuak lalu meledak menjadi debu kristal dan mengalir masuk ke jam antik
Daniella.
Angin sepoi London yang lembab berhembus.
Malam menyembunyikan kejadian ini dengan sempurna.
Scott mengambil bongkahan yang
dikeluarkan phoenix dengan sapu tangan. Ternyata sebuah buku tebal kuno.
Alangkah terkejutnya ia karena di covernya terukir CREATIVITY IS GREAT dengan bendera United Kingdom di sisinya, persis lambang
perkumpulan mereka.
“O’Malley, Tris, kita harus membawa
gadis ini ke Tetua. Lihat ini!”
Mereka sangat terkejut dan
bertanya-tanya dalam hati. Siapa sebenarnya gadis misterius ini?
Tidak kurang tujuh hari tujuh
malam, Daniella demam hebat. Ia mengigau dan menggigil dengan keras. Pada hari
kedelapan, demamnya mereda, tapi ia merasa kaku dan gatal di dahi dan bahunya.
“Demi Raphael Yang Agung, dia
makhluk apa?" Tanya Tristan terperanjat.
“Malaikat bertanduk …” Jawab Penyihir
Edmund.
Daniella tidak bisa mengalihkan
pandangannya dari Penyihir Edmund, pria tinggi berjubah dan bertudung abu-abu
gelap. Yang membuatnya ngeri, Penyihir Edmund mempunyai 3 mata. Sepasang
matanya normal. Tapi satu mata besar
yang terletak di antara dahinya tampak mencolok. Wajahnya pun penuh dengan
rune-rune.
“Sayap emasnya begitu cantik.
Tapi, tanduk biru di dahinya … pertanda iblis?” Komentar Scott.
Daniella bagaikan terdakwa di
Royal Courts of Justice.
Ia begitu terkejut akan keganjilan dirinya. Tanpa sadar ia mengepak-ngepakkan sayap emasnya sehingga menimbulkan angin ribut lokal. Ia baru menghentikan kepakannya ketika Tristan otomatis memeluk untuk menenangkannya.
Ia begitu terkejut akan keganjilan dirinya. Tanpa sadar ia mengepak-ngepakkan sayap emasnya sehingga menimbulkan angin ribut lokal. Ia baru menghentikan kepakannya ketika Tristan otomatis memeluk untuk menenangkannya.
“Tetua Aerie, ini ganjil sekali. Tanda
hanya mengubah manusia agar menurut perintah kita. Belum lagi kejadian aneh
dengan phoenix dan kitab kuno CREATIVITY IS GREAT yang tersegel.” Kata Scott mengerutkan
dahi.
Pemuda berambut hitam jelaga menghampiri
Daniella. Mata kelabunya yang mencerminkan pengetahuan berabad-abad mengkhianati
kebeliaannya. Ia meminta Daniella untuk membuka buku kuno CREATIVITY IS GREAT. Mengalami
dejavu, Daniella menekan simbol bendera sambil memerintah “Buka!” dalam
bahasa yang terdengar asing di telinganya sendiri.
“Selamat datang di
Markas CREATIVITY IS GREAT! Maaf, kau harus mati demi menyegel Dunia Kegelapan
…” Tetua Aerie tiba-tiba menusukkan belati tepat ke bagian tengah buku kuno
CREATIVITY IS GREAT. Daniella terpana. Dadanya bersimbah
darah. Dewa Kematian Thanatos mengguncang-guncangkan dirinya.
“Daniella? Kamu tidak apa-apa?”
Daniella terbangun. Ia memfokuskan
pandangan. Langit-langit kubah bergaya Norman yang indah, hasil karya Sir
Christopher Wren. Wajah Paman James. Ia
tercengang. Paman James masih hidup?
“Daniella, perkenalkan ini Sir
Gregory, pendeta Katedral St. Paul. Ia ingin memberikan barang wasiat ayahmu.
Ia berpesan untuk memberikannya saat kamu sudah dewasa.”
Seru sekali petualangan Daniella yaa.,,
BalasHapustrims ^.^
HapusUnik dan Menarik!
BalasHapustrims, suka kisah fantasi ya? =)
Hapusnice....hehehehe
BalasHapusthanks ^.^
HapusNice story.. :) :)
BalasHapusthanks =)
HapusNice bingit !! Semoga menjadi inspirasi..👏
BalasHapusmakasih, Eko ^.^
Hapuswoah what a nice story! semoga amanatnya bisa berguna bagi kita semua yah
BalasHapustrims, Octa =) yuk baca novel A Game of Thrones, seru banget lho.
HapusCool
BalasHapusSangat menginspirasi!
trims, July =)
HapusBagus banget
BalasHapusmakasih banyak =)
HapusSeru banget ceritanya, tapi aku rada kurang paham sama kata2 kayak rune-rune itu apa? Hehehe
BalasHapusBut nice banget ini cerita,apalagi disajikan dengan dukungan gambar...serasa ikut didalamnya :)
trims, rune kayak lambang-lambang atau simbol-simbol =)
Hapuscerita (petualangan) ckp bagus & menarik kak. :)
BalasHapusmakasih,baru nyoba ngarang,kritik aja, masih banyak kok kekurangannya =)
HapusAwesome C:
BalasHapusthanks ^.^
HapusBagus mba short story-nya. Oke pula risetnya :)
BalasHapusmakasih, Dik =)
HapusKisah yg menginspirasi banget
BalasHapustrims ^.^
HapusBagus :)
BalasHapustrims =)
HapusBagus :)
BalasHapusSetting cerita d ambil dr buku2 fantasi yg sdh edar :-D
Tetep keren..
Penasaran dgn endingnya...
trims ^.^ setting cerita kota London (dari wiki&beberapa web travel) dan Bristol =)
Hapusseru...
BalasHapustrims =)
HapusWaow keren binggo ^_^
BalasHapusmakasih ^.^
HapusKisah petualangan yang menarik :)
BalasHapustrims =)
HapusKereeen kak, berasa baca novel fantasi versi cerpennya :)
BalasHapustrims ^.^ soalnya lagi senang baca fantasi =)
Hapusbagus kok setiap abis baca dekripsi kalimat terus liat gambarnya, berasa lagi ada ditempat itu hehe. nice!
BalasHapusthanks ^.^
HapusBagus cerita nya keren
BalasHapustrims =)
HapusGood
BalasHapusKeren binggo
BalasHapus