Review A Dandelion Wish karangan Xi Zhi

























My rating : 4,5 bintang (skala 5)

Judul : A Dandelion Wish
Pengarang : Xi Zhi
Penerjemah : Jeanni Hidayat
Penerbit : Haru
Terbit : April 2014
Jumlah halaman : 340 halaman

Sinopsis :
Dokter Bai Qian Xun terpaksa membawa pulang seorang pria asing tinggi yang bersikeras duduk di atas atap mobilnya saat hujan lebat.
“Ya Tuhan! Pria ini sangat berguna! Tidak hanya pintar memasak tetapi bisa juga menjadi kursi roda berjalan yang nyaman. Tidak sia-sia kutampung dia.”
Dokter Bai yang dingin  jatuh hati ke serigala tampan ini. Padahal pria itu sedang lupa ingatan! Apakah pria itu akan tetap mengingat Dokter Bai jika ingatannya sudah kembali?

Novel romantis  ini sangat menarik. Tidak cengeng! Gaya bahasanya unik dan segar. Kadang-kadang agak berbunga-bunga dan idiomatik. Percakapannya tidak monoton walaupun mengisahkan kehidupan seorang Dokter Bai di rumah sakit maupun flat, tempat ia tinggal bersama asisten rumah tangganya yang misterius dan tampan.

Karakter tokoh-tokohnya sangat khas. Sebagian besar tokohnya berkepribadian kuat dan percaya diri.

Dokter Bai Qian Xun yang cantik, praktis, efisien, tegas, direct speaking, tenang, ambisius,bertanggung jawab, penyendiri, sangat logis, sangat pintar, tapi sangat polos!

Cheng Feng, si asisten rumah tangga yang sangat tampan, gagah, ahli memasak, sangat cerdas, bahkan licik seperti serigala!

Dokter Xin He Qin (Kepala Rumah Sakit) yang kaya, tampan, homme fatale (perayu ulung), lembut, ramah, dan mengejar wanita yang jijik pada dirinya, seperti Dokter Bai Qian Xun!

Song Jia Jia, dokter muda imut yang menganggap Dokter Bai seperti Dewi Mazu! Ia penuh semangat, ceplas-ceplos, ramah, energik, dan ambisius. Ia sangat membenci Dokter Xin He Qin yang dianggapnya si kelamin berjalan!

Walapun akhir cerita mudah ditebak, tapi kisah cinta dalam novel ini sangat menghibur dan bermakna. Pengarang pandai mengembangkan tema Dandelion Wish yang merupakan adegan sangat romantis antara Dokter Bai dan Cheng Feng. Inti Dandelion Wish ialah Dokter Bai belajar mempunyai keinginan sendiri, tidak hanya seperti robot, dan menuruti keinginan ibunya. Tidak hanya mengejar materi dan kepopuleran. Dokter Bai berubah menjadi lebih manusiawi, lebih hidup, dan lebih mempunyai passion karena pengaruh Cheng Feng.

Konflik pun digambarkan dengan baik dan tidak berlebihan. Puncaknya ketika Cheng Feng mengingat kembali siapa dirinya dan Dokter Bai merasa hidupnya hancur. Entah mengapa karakter Dokter Bai mengingatkanku pada novel Kishi karangan Marga T. Mungkin karena mereka sama-sama dokter cantik yang dingin. Tapi, berbeda dengan novel Kishi, novel A Dandelion Wish disajikan lebih ringan.

Penggambaran makanan dan minuman dalam novel ini sukses membuat lapar. Mie seafood, French toast, kopi, nasi goreng udang, ataupun steamboat perut sapi. Bahkan penggambaran makanan lebih mendetil dibandingkan dunia kedokterannya. Mungkin jika lebih banyak istilah dan tindak kedokteran dalam novel ini, kisahnya akan terkesan lebih riil dan menarik =) Tapi hal tersebut, tidak mengurangi senangnya membaca novel favoritku ini ^.^

Kisah cintanya cukup humoris. Seperti penggambaran hubungan Dokter Bai dengan Cheng Feng. Apakah Cheng Feng semanis yang disangka Dokter Bai? Mungkin ya, mungkin tidak ^.^




















“Nenek, mengapa matamu begitu besar?”
“Karena aku ingin bisa melihatmu dengan jelas”
“Telingamu mengapa begitu panjang?”
“Karena aku ingin mendengar ucapanmu dengan jelas”
“Mengapa mulutmu begitu besar?”
“Karena aku … ingin … memakanmu!”




Komentar

Popular Posting