Review Looking for Alaska John Green


Data Buku : 
Judul Buku                   :           Looking for Alaska - Mencari Alaska 
Penulis                        :           John Green 
Alih Bahasa                  :           Barokah Ruziati & Sekar Wulandari 
Penerbit                       :           Gramedia 
Cetakan pertama          :           2014 
Tebal                           :           288 halaman 
ISBN                            :           978-602-03-0732-9 
Harga                          :           Rp 55.000,00

Sejak pertama kali aku membaca hasil karya John Green ‘The Fault in Our Stars’, aku jatuh cinta dengan gaya bahasanya yang unik, detil, filosofis, dan penuh perasaan. Oleh karena itu, begitu aku melihat hasil karyanya yang lain, ‘Looking for Alaska’ yang ada di rak best sellers Gramedia Botani Square, Bogor, tanpa pikir panjang, aku langsung menyambar dan membelinya. Aku tidak menyesal. Hasil karya yang pandai dan menyentuh. Aku memberi 4,5 bintang.

Kisah ini bermula dari kepindahan seorang remaja tanggung bernama Miles Halter dari Florida ke Alabama untuk masuk ke Sekolah Persiapan Culver Creek. Miles bosan dengan dunianya yang terlalu biasa. Ia mencari 'Kemungkinan Besar' yang disebut penyair Francois Rabelais. Ternyata ia menghadapi dunia baru, dunia asrama yang penuh gejolak, kadang penuh kenakalan dan kegilaan yang tak pernah diduganya, tapi tak pernah membosankan. Pancuran asrama yang hanya 110 cm sehingga harus mandi berjongkok. Bufriedo yang nikmatnya selangit, melebihi masakan ibu Miles. Chip Martin aka Kolonel, teman sekamarnya yang pendek, broken home, nakal, tapi jenius dan rasional. Kolonel menciptakan nama ironi 'Pudge' yang artinya lemak tubuh, khusus untuk Miles yang kurus kering. 

Penghuni asrama terdiri dari 2 golongan, yaitu golongan biasa, misalnya Kolonel dan Miles. Golongan lainnya ialah Weekday Warriors yang anak orang kaya dan keren. Dan di luar lingkaran itu, ada Mr Starnes aka Si Elang, dekan yang memberi “Tatapan Kiamat” untuk anak yang berbuat onar. Si Elang pernah mengeluarkan Paul dan Marya, sepasang anak asrama yang tertangkap basah melakukan ‘Trifekta’ atas tuduhan seseorang. Anak-anak asrama masih penasaran siapa yang “berkhianat” dan saling curiga. 

Miles aka Pudge jatuh cinta setengah mati…titik…tidak pakai koma…kepada Alaska Young, gadis mungil seksi, kutu buku, pintar, nakal, emosional, tak stabil, lantang, dan ceplas-ceplos. Sayangnya, Alaska yang menawan sudah mempunyai Jake, pacar tampan yang ia cintai. Alaska sukses menyeret hati Miles tanpa ampun menuju ‘Kemungkinan Besar’. 

Dari awal aku agak heran dengan alur flashback novel ini. Bab Pertama berjudul ‘Sebelum’. Sub-bab pertama dalam novel ini diberi judul ‘Seratus Tiga Puluh Enam Hari Sebelumnya’. Bab selanjutnya berjudul ‘Seratus Dua Puluh Delapan Hari Sebelumnya’, ‘Seratus Dua Puluh Tujuh Hari Sebelumnya’, dan selanjutnya. Belum apa-apa, si penulis berhasil membangkitkan keinginantahuanku. Apa yang akan terjadi di hari ke-0??? Sesuatu yang baik atau sesuatu yang buruk? Jika dikaitkan dengan judul novel ini yang berjudul ‘Looking for Alaska’ (Mencari Alaska). Apa Alaska yang nakal dan tak stabil melarikan diri dari asrama? Dan apakah novel ini menceritakan kisah perjalanan sahabat-sahabatnya yang setia, yaitu Kolonel, Pudge, dan Takumi yang sibuk mencarinya? Ternyata apa yang terjadi sungguh di luar dugaan dan kalian harus ikut mencari Alaska dengan membeli dan membaca bukunya =) Kalian juga harus mencari tahu sendiri jawaban-jawaban pertanyaan ini. Mungkinkah Alaska yang mencium Miles dalam keadaan mabuk berat, sebenarnya mencintai Miles? Siapakah yang akan dipilih Miles pada akhirnya? Alaska yang angin-anginan dan seenaknya, tapi dicintainya atau Lara, pacarnya yang manis? 

Miles sangat menyukai kata-kata terakhir yang dikutipnya dari buku-buku biografi orang-orang terkenal. Ia terpesona akan kepandaian Alaska yang menyumbang satu kalimat terakhir untuknya. 
“Sial, “ dia menghela napas. “Bagaimana caraku keluar dari labirin ini?” ---Simon Bolivar (The General in His Labyrinth, Gabriel Garcia Marques). [Hal. 28] 

Miles dengan latar belakang keluarga yang hangat tidak menampik pengaruh buruk menggoda yang ditiupkan oleh Kolonel maupun Alaska. Rokok, minuman keras, main petasan, menjaili Weekday Warriors. Puncaknya terjadi saat paradigma patriarkat khas Alaska Young. Pada akhirnya Miles, menemukan Kemungkinan Besar yang ia cari. Ia berkembang menjadi Pudge yang penyayang, setia, tabah, bijak, dan membuatku jatuh cinta akan karakternya. 

Aku mempunyai suatu ‘Kemungkinan Besar’ untuk kalian yang membaca buku ini. Kemungkinan besar kalian akan sangat menyukai cerita ini. 

Aku menyukai kutipan-kutipan kalimat yang menarik ini: 
  • Saya harus bicara dan kalian harus mendengarkan karena kita semua berkumpul di sini untuk mengejar satu tujuan utama dalam sejarah : pencarian arti. Apa sifat alami manusia? Bagaimana cara terbaik menjadi manusia? Bagaimana kita bisa menjadi diri kita saat ini, dan apa yang akan terjadi pada kita ketika kita tak lagi ada? Singkatnya : apa peraturan permainan ini dan bagaimana cara terbaik memainkannya? --- Dr. Hyde [hal. 45] 
  • Bila Buddha istimewa karena dia menanggalkan kekayaan dan gelar bangsawannya untuk mencari pencerahan, Yesus istimewa karena dia tak memiliki kekayaan atau darah bangsawan, namun mewarisi kebangsawanan yang hakiki : Raja segala Raja. --- Dr. Hyde [hal. 92] 
  • …sinar matahari terasa hangat dan kasar di kulitmu, bagai kecupan di pipi dari ayahmu. --- Pudge [hal. 94] 
  • Aku kehilangan sesuatu yang berharga, dan aku tak dapat menemukannya, padahal aku membutuhkannya. --- Pudge [hal 182] 
  • Semua hal yang menyatu akan hancur. --- Dr. Hyde [hal. 246] 
  • Buddha mengatakan penderitaan disebabkan oleh hasrat, dan bahwa ketiadaan hasrat berarti ketiadaan penderitaan. --- Pudge [ hal. 246] 


Kutipan-kutipan kalimat yang menggambarkan dunia khas remaja : 
  • Kalian semua merokok untuk menikmatinya. Aku merokok untuk mati. --- Takumi [hal. 60] (Remaja selalu merasakan waktu berjalan terlalu lambat, tetapi orang tua akan merasakan waktu berlalu dengan cepat.) 
  • Rasanya konyol merindukan seseorang yang bahkan tak akur denganmu. --- Kolonel [hal. 88] (Kontradiksi perasaan cinta.) 
  • Tuhan akan menghukum orang-orang jahat. Dan sebelum Dia melakukannya, kita akan menghukum mereka lebih dahulu. --- Kolonel [hal. 93] (Darah panas anak muda.) 
  • Kita mengira kita tak terkalahkan karena memang demikian adanya. --- Pudge [hal 278] (Seperti hukum kekekalan energi, dimaksudkan dalam hal ini bahwa jiwa yang merupakan bagian terbesar dan terpenting tak bisa dimusnahkan.) 



Komentar

Popular Posting